Monday, June 01, 2009

Undanglah Aku


Hingga kini masih bertubuh manusia.Bernapas dengan sempurna. Namun perlahan, jiwa yang dulu penuh keinginan berubah menjadi dingin. Panca indra yang dulu berfungsi sempurna, menampakkan hal nyata namun kasat nurani.

Dimanakah kebaikan hati dan norma santun itu? Mulut yang berdoa tapi masih menapak di jalan yang remang. Bertakbir dan bersujud kemudian memperkosa hak-hak orang lain sewajarnya. Tahu atau tidak tahu, nyata atau hanya dusta. Mencabik jiwa lain dengan tersenyum dan menari indah diatas anyir penderitaan. Perlahan senyuman ramah dan perasaan selalu benar itu akan sirna.

Jubah indah yang dikenakan, mengalihkan pandangan dari hati yang bertaring serigala. Lihatlah jubah bertambal dan rapuh milik mereka yang dianggap hina. Setidaknya mereka tak menyembunyikan identitasnya. Tak perlu malu untuk dicaci, karena jasad manusia memang lebih busuk dari kecoa.

Pendusta, arogan, cerdik, penipu, Nyanyian indah yang menampakkan semua jati diri. Ketergantungan manusia akan godaan iblis kian bertumpuk. Apakah yang berbeda dari keduanya? Jawabannya sudah jelas, buanglah mahkota bertatahkan intan berlian itu. Kau akan tahu!

Undanglah aku dalam kehidupanmu, maka akan kupersembahkan tipuan psikologi terbaik yang dirancang dengan matang. Dengan senang hati, aku akan mempermainkan jiwa dan perasaanmu. Agar kau mengerti, melihat, merasakan, apa yang tersembunyi jauh didasar hatimu. Dengan ini, aku akan tetap menjadi Iblis penjagamu. Dengan seluruh kebusukan yang ada dalam diriku. Jika berhasil, Pujilah aku dengan cacian dan hinaan atas semua hasil kerjaku. Agar Sang Pencipta memberkatiku atas jalan kupilih.