Friday, December 31, 2004

Justice is Blind


justice

Keadilan hari ini ditentukan oleh jumlah keping-keping emas.
Keadilan hari ini ditentukan oleh egoisme.
Keadilan hari ini ditentukan oleh mahkota.
Keadilan hari ini ditentukan oleh jumlah.

Pilih-pilih Pahlawan

Banyak sekali pahlawan di dunia ini. Mulai dari yang betulan sampai yang bohongan. Namun terlepas dari itu, setiap orang pastinya memiliki pahlawan tersendiri. Mari kita klasifikasikan beberapa jenis pahlawan yang ada di seantero jagat ini.

1. Pahlawan Beneran

Saya yakin hanya sedikit sekali orang di zaman sekarang yang menghargai pahlawan jenis ini. Padahal dia berjuang mungkin mempertaruhkan nyawa lo.. Misalkan saja pahlawan kemerdekaan Indonesia seperti Pangeran Diponegoro, Sultan Baabullah, Pitung (kalau ada) dan lain sebagainya (jangan minta disebutin satu-satu, soalnya di Indonesia aja udah banyak, apalagi ditabah dari luar negeri).

Dilihat dari perjuangannya kita bisa juga bagi sebagai berikut:
  1. Pahlawan Eksyen, pahlawan ini membela seseorang dalam bentuk pertarungan, ataupun melakukan aksi fisik untuk menyelamatkan orang lain. Contoh: pejuang, atau seseorang yang tiba-tiba melompat mendorong seorang gadis cantik yang mau bunuh diri di rel kereta api (kalau mau melihat pahlawan ini nontonlah filmnya Rhoma Irama berjudul Camelia)
  2. Pahlawan Moral, dia mungkin tidak bisa bertarung namun ia juga mempertaruhkan jiwa, hati, dan waktu , buat orang yang ditolongnya. Pahlawan jenis ini biasanya bersifat rada pramuka. (baik hati dan tidak sombong, trampil dan setia, hemat cermat dan bersahaja) contoh: kiai yang memberi fatwa dan menyontohkannya dalam perbuatan dia sehari-hari
  3. Pahlawan Cinta, pahlawan ini biasanya hanya berperan dalam urusan cinta. nyomblangin orang atau berupaya menjaga suatu hubungan agar tidak retak.. dia juga setia dan rela berkorban. Selain itu, dia juga berupaya memperhatikan kebutuhan cinta orang lain dan dirinya sendiri contoh: Agus, seorang tukang indomie rebus di Jatinangor, yang jarang berantem dengan istri dan tukang nyomblangin pelanggannya sama pelanggan lain.


Catatan lain: setiap pahlawan mungkin saja ditempatkan tidak hanya satu kategori.

2. Pahlawan Bohongan

Saya yakin pahlawan jenis ini hanya didapati di komik, novel, televisi, cerita radio, bioskop, dan imajinasi. Kebanyakan sih, para pahlawan ini memiliki kekuatan super atau aksi-aksi yang keren menurut imajinasi pembuatnya. Para pahlawan ini juga dapat diklasifikasikan dalam beberapa sisi.

  1. Kekuatan, biasanya dibagi dua, kuat atau biasa-biasa saja. Seorang Gundala Putra Petir pasti lebih jago dari Sawung kampret.
  2. IQ, ada pahlawan yang bloon dan yang jenius. Ada yang berfikir dengan cepat dan ada juga yang telmi atau telat mikir. Kalo pahlawan pinter sih bisa kita ambil contoh kayak McGyver. Sedangkan pahlawan bego bisa kita contohkan kayak Darkwing Duck.
  3. EQ, gak dipungkiri ada pahlawan yang baik dan yang bandel. kalu yang baik bisa kita lihat dari kehidupan pribadinya yang serba sempurna. Sedangkan pahlawan bandel sih biasanya kehidupan pribadinya rada acak-acakan dan gak teratur. Contoh Pahlawan ber-EQ tinggi adalah Brama Kumbara, sedangkan jagoan yang rada ngasal adalah Pendekar Mabuk.



Justice League
kalau dilihat dari segi fesyen, kita juga bisa melihat mereka dari beberapa kategori.
  1. Pahlawan berbaju rapi, kalau yang begini sih liat aja Dick Tracy, James Bond, atau The Avenger
  2. Pahlawan berbaju cuek, Mungkin anda bisa lihat Ace Ventura, Hulk ketika jadi raksasa ..( terserah deh.. pokoknya yang menurut anda pakaiannya gak rapi)
  3. Pahlawan berbaju norak, wah kalau ini sih banyak. Cobalah anda liat superhero buatan DC dan Marvel seperti Superman, Batman, Mr Miracle, dan Kapten Amerika yang pake celana dalam di luar.

    Kalau diklasifikasikan lagi sih makin.. banyak..cuma berhubung udah cape ngetik, topik ini akan dilanjutkan lain kali..

Sunday, December 26, 2004

Kembali ..

Aku terpana, ketika senyum manismu menyapaku dari kejauhan. Dahiku makin berembun saat barisan gigi-gigi putihmu menambah indah raut wajah itu. Seketika aku limbung setelah pesonamu membiarkan aku melepaskan setengah jiwa dalam kesepian. Namun kala itu, kau bagaikan mahluk asing yang menarik jiwa ketika setetes air jatuh di daun talas.

Perlahan jiwa-jiwa ksatria merapuh bagaikan pengemis. Penunjuk waktu makin berlalu saat kau ambil semua kehidupan lain dariku. Mungkin kini harimau dalam hati telah berubah menjadi kelinci. Meski wajah-wajahku mungkin hanya sebutir beras dalam lumbung ingatanmu.

Rahasia adalah emas kehidupan. Namun kubiarkan harta itu berlalu tanpa kesan. Jiwa-jiwa sang pengembara telah rapuh. Ingatan lenguhan wanita-wanita jalang itu kini sirna. Kau bagaikan langit biru yang dipenuhi awan. Aku bagaikan terik mentari yang ada di sahara. Semua hanyalah keringat yang menguap di baju kotor. Semua tolol!.

Saat Awan menyapaku aku hanya terdiam. Namun dia tahu tentang emosi bodoh dalam hatiku. Bahkan Angin mulai menyapaku kasar. "Hai Bom Waktu," ujar dia sambil terkekeh-kekeh. Namun lidahku kelu untuk menangkis badai. Kini aku siuman. Semua onak harus dipotong. Kini aku mulai lupa menghitung waktu. Kini aku mulai meninggalkan sosok pemimpi. Aku akan terus berjalan lurus menuju halte bus bila kau tak memanggil namaku. Seketika aku bagaikan tertidur dan memimpikan nirwana. Meski kini aku dapat melihat lebih dekat tapi mimpi tetaplah asap.

Satu yang tak kutahu, ternyata kau terlalu rapuh. Bila sinar matahari tak menerangimu aku tak akan melihat kau terkulai lemah di sudut pesta. Andai ku tahu kau membaca buku yang kubaca, mungkin aku akan membelai setiap lukamu. Keindahan baru kurasakan saat kau pamit pergi menuju istana antah berantah. Ketika aku menyadari aku lebih bodoh dari keledai. Hanya hujan yang ikut berduka bersamaku kala itu.



Sorrow

Akan kubiarkan bejana dalam jiwaku tertutup meski kosong. Kutulis permintaan padaMu agar mengisi wadah itu suatu waktu. Bila telah tiba, akan kubiarkan dia mengisi wadah itu dalam keabadian. Namun wahai Penguasa, kerinduan terlalu lama untuk dijalani. Dalam imajinasiku, sang bunga telah memanggilku untuk pulang. Aku ingin pulang. Aku benar-benar ingin kembali tolol seperti dahulu. Saat berlutut di hadapan batu yang terdapat goresan namamu aku larut dalam sesal. Aku ingin tetap disini. Ditemani lagi oleh sang hujan, aku kini melangkah menuju tempat kediamanmu. Derap langkahku makin cepat, saat pintu maya itu menampakkan diri di hadapanku. Selamat tinggal dunia.

Oz 20 Des 2004/ jam 01.30 WIB

Saturday, December 25, 2004

Ketika Aku Adalah Iblis

Tak ada yang lebih menyakitkan selain bila engkau meninggalkan aku. Tak ada yang lebih menggembirakan selain saat aku menciummu. Hitam dan putih kini tak lagi berlaku. Namun saat aku berdarah oleh cinta, kau melarikan diri dalam gelap. Semua bagaikan hujan kini. Namun saat mengerang dalam nista, burung-burung nazar datang sebagai cinta kedua bagiku.

Aku bagaikan iblis bagimu kini. Semua surga yang ada akan redup kala aku berjalan melewatinya. Bisikan angin kini menghantui engkau. Dan jelaga diwajahku telah melekat bagaikan kulit. Siapakah engkau dalam buaian jiwa kini?.

Perlahan wajah-wajah setan yang ada padaku menampakkan kelam. Tak ada yang kusukai selain membuatmu tenggelam dalam lumpur neraka yang paling dalam. Bisikan-bisikanku akan membuat kau bergairah dalam nafsu yang tak tertahan. Perlahan, aku mulai menggaulimu di tengah malam. Erangan yang terakhir adalah kematian bagimu.

Aku memberikan jiwamu pada malaikat maut yang sedang makan siang. Ini adalah Kado Raya sang malaikat idolaku yang sangat istimewa. Saat Aku beranjak meninggalkan kau dan dia mataku mulai merah. Dewa hujan telah mengguyurkan air laut dalam hatiku. Sial, setelah itu, aku menjadi manusia kembali.

Monday, December 13, 2004

The Death Of Mysterio

The crow gave a good news for me today. The girl i knew a long 13 years were death. But the funeral gives me no tears. The death of her is my death beyond. Mysterio is death.

Sail in darkness not extinct my sadness. I have to go on with pain without rain. But the pain deep inside there had suck my bloodlust. I have merit my qualification. Conclude, i was darkness it self.

Wind had change. My boots no longer direct me to the future. I have graveyard of my own. The pray not finish yet, but the angel of the death has come. I must let go the lie beneath me.

Farewell Mysterio, Sister, friend, and rival. I well send u rainbow to set free u'r soul. When the time is come.. I will separate the chain.

Friday, December 10, 2004

Romantis?, Gak Juga...

Kalau bukan karena dia, kau sudah kuhempaskan ke ranjang dan kupeluk dalam-dalam. Namun nafsu itu luruh ketika kau tunjukkan padaku jarum-jarum penanda waktu. Birahi ini harus dihentikan sekarang. Malaikat maut sudah menantiku. Aku harus menyiapkan pakaianku yang terbaik untuk menyambutnya.

Dengan langkah tergesa aku meninggalkan kamarmu. Tak sempat lagi memperhatikan gaun merah muda dan tak terpasang sempurna di tubuh indahmu. Dan kau membisu.

Bayangan dirimu telah hilang saat aku mengenakan jas terbaikku. Liang lahatku sudah terbuka lebar. Aku sudah siap pergi. Perlahan memasuki areal pemakaman kemudianmerebahkan diriku di dalam kuburan. Saat aku memandang ke atas menunggu sang maut wajahmu tiba-tiba ada di hadapanku. Engkau datang di hari pemakamanku. Sungguh manis.




Tanpa ku duga kau turun ke liang berukuran 1 x 1,70 meter tempatku berada. Aku bisa melihat kau mengenakan gaun hitam yang indah. kau memandangku sambil tersenyum "ini brokat tanpa renda," katamu sambil ikut membaringkan tubuhmu disampingku.

Kau dan aku kini saling berpelukan di liang maut menunggu ajal. Saat itulah aku baru menyadari rambutmu begitu indah dan tak layak terkena serpihan-serpihan tanah. Sayangnya aku belum menulis namamu di nisanku. Tapi itu tak mengapa, apalah arti sebuah nama. Saat aku hendak menciummu, El Maut telah datang.

Sunyi senyap. Bulan tampak indah malam ini. Bintang-bintang juga hadir disini. Kini tubuhku melayang menuju langit. Kau disampingku, masih memelukku. Aku berbisik "kita teruskan bercinta di neraka saja".