Saturday, December 25, 2004

Ketika Aku Adalah Iblis

Tak ada yang lebih menyakitkan selain bila engkau meninggalkan aku. Tak ada yang lebih menggembirakan selain saat aku menciummu. Hitam dan putih kini tak lagi berlaku. Namun saat aku berdarah oleh cinta, kau melarikan diri dalam gelap. Semua bagaikan hujan kini. Namun saat mengerang dalam nista, burung-burung nazar datang sebagai cinta kedua bagiku.

Aku bagaikan iblis bagimu kini. Semua surga yang ada akan redup kala aku berjalan melewatinya. Bisikan angin kini menghantui engkau. Dan jelaga diwajahku telah melekat bagaikan kulit. Siapakah engkau dalam buaian jiwa kini?.

Perlahan wajah-wajah setan yang ada padaku menampakkan kelam. Tak ada yang kusukai selain membuatmu tenggelam dalam lumpur neraka yang paling dalam. Bisikan-bisikanku akan membuat kau bergairah dalam nafsu yang tak tertahan. Perlahan, aku mulai menggaulimu di tengah malam. Erangan yang terakhir adalah kematian bagimu.

Aku memberikan jiwamu pada malaikat maut yang sedang makan siang. Ini adalah Kado Raya sang malaikat idolaku yang sangat istimewa. Saat Aku beranjak meninggalkan kau dan dia mataku mulai merah. Dewa hujan telah mengguyurkan air laut dalam hatiku. Sial, setelah itu, aku menjadi manusia kembali.

No comments: