Wednesday, July 02, 2008

Satu Pertanyaan saja




Hanya satu pertanyaan saja. Kapankah aku mati? Aku akan tahu saat malaikat kematian mendatangiku dengan senyuman. Ucapan maaf berulang kali karena dia harus mengambil nyawaku. Meminta izin dengan sangat hormat. Kemudian nafasku terhenti tanpa ada rasa sakit. Cuma senyuman terhias di bibir dan mengucapkan, "Selamat tinggal dunia."


Jikalau aku tahu, akan kupersiapkan kematianku dengan indah. Aku akan terbaring di ranjang dan seorang gadis cantik nan seksi berada di sampingku. Dia akan membasahi dadaku dengan derai air mata yang seolah tak kunjung habis. Bibir ranum yang membisikan kata berulang kali, "Aku mencintaimu."

Terukir di kepalaku. Orang-orang penting, orang-orang hebat. Berderet menanti tandu jenazah nan megah yang dibawa pria berwajah tampan dan bertubuh kekar. Upacara penghormatan terakhir ala Raja Sulaiman. Syahdu tangis mengiringi kepergian orang tercinta dihati mereka. Aku!

Lihatlah aku. Terbaring di liang lahat terang. Menanti kiamat ala tidur pengantin. Melewati prosesi mahsyar dan perhitungan akhir. Namun tiada keringat dan lelah tercurah. Semua birokrasi melelahkan terlewati. Aku VIP!

Inilah aku. Bercanda bersama para sufi. Berbincang mengenai keindahan nirwana. Pulang ke istana megah indah. Makanan mewah tak mengenyangkan meski dilahap berulang kali. Hari berganti tanpa pernah tertidur. Bercengkrama dengan tawa di siang hari. Menikmati ranum tubuh indah para bidadari di malam hari.

Jadi bolehkah aku bertanya sekali lagi. "Kapan aku mati?"

No comments: