Friday, February 24, 2012

Jangan dulu Berakhir



Setiap detak nadi ini adalah detik yang menunjukkan waktu. Tiada berkata pasti, namun sebuah akhir yang pasti. Bila takdir telah digariskan, maka itu sebuah akibat dari telunjuk yang mengarah pada pilihan. Siapa yang akan tahu?

Awalnya salah dalam melangkah. Perbuatan yang dianggap baik, ternyata berujung pada kepedihan. Pengorbanan yang diakhiri dengan serapah dan kesombongan. Akankah termaafkan oleh Tuhan? Aku tidak tahu. Batinku berontak menuju kepada kebebasan akan prinsip, moral, etika dan keinginan akan nilai. Hingga akhirnya aku tahu, keegoisan itu sudah diwariskan sejak zaman Adam dan Hawa.

Kini aku hanya bisa beralih kepada cinta. Disanalah mungkin aku berharap bisa mati dalam pelukan sayang. Bukan kembali kepada darah dan keturunan yang busuk. Meski aku tahu, aku ternoda oleh kutukan akan darah yang kubenci.

Tuhan, aku tertatih. Berusaha meraih cinta dari tangan-Mu. Berharap napas yang tersengal ini bisa meraih udara lebih banyak. Aku tak ingin kisah ini berakhir tanpa kesimpulan yang indah. Cerita yang mungkin akan diturunkan pada anakku kelak. Inilah ayahmu, tertatih, terluka dan teraniaya, namun masih sanggup berdiri menantang dunia. Jangan dulu berakhir, aku belum siap!

No comments: