Thursday, January 13, 2005

Dua Dunia

Silakan pergi. Saya memang tidak membutuhkan anda. Mungkin saya akan menyapa dan tersenyum penuh kepalsuan. Selain itu lupakan saja. Saya bagaikan air dan saudara bagaikan minyak. Kita tidak cocok!.

Bumi tempat saya berpijak telah hangus sedangkan anda setiap hari duduk dia atas rumput gemuk yang hijau. Tidak!. Tak usah hiraukan langit hitam di atas kepala saya. Kau cukup bersenang-senang memandang langit biru penuh awan putih di atas batok kepalamu. Bahkan tak perlu perdulikan kursi roboh tempat aku duduk. Toh aku juga tak tergiur dengan sofa hijau empuk penyangga pantatmu.

Kita memang berbeda. Kendati duniamu penuh kebahagian, sumpah serapah orang selalu menghiasi langkahmu. Aku tak bisa mengikuti caramu dan itu sudah cukup. Aku muak menghadapi serigala-serigala berwajah domba. Namun kemana aku hendak memalingkan muka, malaikat-malaikat rekayasa milikmu menjerat kakiku.

Aku bukan orang bijak, nabi, atau Tuhan. Tak perlu kau menuntut dan mempertanyakan adakah keindahan, kesempurnaan, dan kearifan, di dalam kantong celanaku. Bagiku semua sampah. Mana ada keadilan dan kebenaran di dunia ini. Ibarat cerita cinta pangeran dan putri, adil dan benar hanya mimpi di siang bolong. Tak usah kau jabarkan apa itu hak. Sementara kau tidur dirumah, Aku memeras keringat bagaikan kerbau pembajak sawah. Sudah disuruh bekerja, dicambuk pula.

Ah, mungkin ada baiknya kau pergi bersama matahari. Biarkan aku disini mengobrol dengan hujan. Aku takkan perduli karena ini duniaku. Kau boleh bilang kasihan, namun aku akan mengatakan kata yang sama kepadamu. Jadi, silakan pergi!. Jika tidak, maka "Selamat tinggal!".

No comments: