Monday, January 12, 2009

Malam Tahun Baru



Sehari sebelum pergantian tahun 2008 menuju 2009. Banyak yang bertanya pertanyaan yang sama pada saya. "Malam tahun baru mau kemana? Terus mau apa?" Rasanya aneh, saya tak pernah memikirkan akan kemana atau melakukan apa di malam tahun baru. Jujur saja, saya takut dengan setiap perayaan pergantian tahun. Karena waktu tak terasa begitu cepat berlalu.

Beberapa hari sebelum tahun baru, adalah saat paling menyebalkan. Pikiran saya terus memikirkan satu hal. Tahun berganti, umur pun bertambah. Hanya saja harapan dan cita-cita belum tercapai. Lalu mau apa lagi? Jadi saya memutuskan untuk berhenti memikirkan soal pergantian tahun. Akhirnya saya terpikirkan untuk pergi memancing--Hobi paling favorit. Tapi ternyata saya salah. Memancing ikan malah memberikan pikiran saya terus membayangkan tahun 2009 yang akan menjelang.

Saya pun mulai menyibukkan diri dengan hal lain di rumah. Membereskan kamar yang selalu berantakan. Ternyata ide ini lumayan berhasil. Saya pun mulai terobsesi melakukan berbagai pekerjaan rumah lainnya. Pokoknya apa saja yang membuat saya tak memikirkan malam tahun baru. Tapi tetap saja, sekeliling saya penuh dengan nuansa tahun baru. Ada anak tetangga yang terus meniup terompet. Teman-teman sekeliling rumah yang merencanakan bakar ikan di malam pergantian tahun. Sampai Ibu saya yang menanyakan apakah saya sudah membeli kalender 2009.

Rencana saya di malam tahun baru hanya satu. Tidur sedini mungkin. Tapi toh saya tak bisa tidur. Sekeliling rumah penuh dengan kegaduhan mempersiapkan acara tahun baru. Bapak-bapak yang bersenda gurau dan tertawa keras. Anak-anak kecil yang mengadakan orkestra trompet dan memukul tiang listrik. Bocah-bocah ABG (Anak baru gede) yang bergitar di belakang rumah. Saya mulai kesal sendiri. Ada apa sih mereka dengan malam tahun baru? Tidak bisakah mereka menganggap malam tahun baru seperti malam-malam lainnya?

Akhirnya saya hanya bisa melakukan satu hal. Nonton televisi dan berharap ada film bagus yang diputar. Ternyata cukup membuat perasaan tertekan dengan suasana tahun baru hilang. Lagipula, saya sibuk memindah-mindah channel televisi. Soalnya setiap saluran menayangkan film yang bagus.

Hampir tengah malam. Acara nonton televisi terhenti dengan ledakan keras dari luar. Tak hanya itu, bunyi gaduh para tetangga membahana. Saya pun segera menuju jendela kamar saya yang ada di tingkat dua. Ternyata suara ledakan itu berasal dari kembang api. Cipratan api di angkasa berwarna-warni membuat saya tertegun. Indah sekali. Di bawah tampak anak-anak kecil berteriak teriak sambil menunjuk ke arah bunga-bunga api yang menyala kemudian menghilang. Mereka tampak sangat senang. Saya pun memandang ke arah cipratan bunga api yang indah itu. Pikiran ini telah meninggalkan beban akan pergantian tahun. Mungkin inilah saatnya memulai hari yang baru. Perlahan saya pun memanjatkan doa sambil memandang langit. Satu letupan kembang api, satu harapan. Saat letupan kembang api terakhir saya berguman. "Semoga tahun 2010 tak cepat datang ya Tuhan!"

No comments: